Minggu, 02 Mei 2010

kenyataan yang menyakitkan



080808, tanggal jadian yang begitu bagus, tapi tidak dengan ceritanya.


Quinza Zevana, seorang gadis cantik, pintar, mudah bergaul, tidak sombong, sedang kasmaran dengan seorang cowok, kakak kelasnya, yang bernama, Raka Putra Pratama.

pertama-tamanya, Raka sudah mengetahui bahwa Quinza menyukainya, begitu menyukainya, karena itulah dia memulai PDKT dengan Quinza. dan responnya lumayan memuaskan bagi Raka.

di mulai dari mereka PDKT di chat facebook.

Raka: Quinza...
Quinza: eh, kakak. ada apa kak? *tampang malu-malu tapi mau. -_-"*
Raka: gaa, hehe. lagi apa?
Quinza: hem, lagi dengerin lagu aja. kakak?
Raka: ohehe. sama. oh ya, manggilnya jangan pake kakak yah. panggil aja Raka
Quinza: ohahaha. ha? hehe, ok.
Raka: Quinza kelas 7 berapa?
Quinza: hem, 73. kalo Raka 9 berapa?
Raka: wah, waktu dulu Raka di kelas 73 loh! hehe. Raka di 95 hehe
Quinza: oh ya? haha. ohh..
Raka: hehe, iyaa. udah makan Za?
Quinza: udah kok Ka. Raka?
Raka: hooh, belum. hehe
Quinza: lah? kok belum?
Raka: males makan Raka :)
Quinza: yah, makan kok males. awas sakit :D
Raka: haha, tenang aja kok! udah biasa. makasih atas perhatiannya :P
Quinza: ohaha. ha? perhatian? -__-"
Raka: iya, "awas sakit :D" menurut Raka tuh sebuah perhatian hehe
Quinza: ahaha, okelah kalo Raka anggep itu perhatian. sama-sama. ckckckc
Raka: ahahahaha
Quinza: jiaah, malah ketawa.
Rakan: ha? hehe
Quinza: :D
Raka: Zaaa, Raka off yah. Raka mau nganterin ade' kerumah sakit
Quinza: okok. emang ade' Raka kenapa?
Raka: sip. sakit
Quinza: ohehe, cepet sembuh yah. dadah
Raka: makasih Za. dadah

***

tanggal 13 bulan juni Raka, ulang tahun. Quinza sudah menyiapkan sebuah kado istimewa untuk Raka. Quinza mencari kado itu dengan setengah mati bersama beberapa sahabatnya. ia tidak ingin memberi Raka sebuah kado yang bisa di bilang "ecek-ecek" (hahahaha -_-"), maka dari itu Quinza hunting kemana-mana, sampai temannya merasa kecapean.

Felix: huaaaaaa, Za! lo mau hunting kemana lagi sih? cape gw! hhh
Quinza: ya kemana kek yang bagus dan ga "ecek-ecek"
Rizuka: -____-" dasar anak bocah! kalo lagi kasmaran begini nih..
Quinza: yeee, kayak lo ga bocah aje
Rizuka: yeee..
Dinta: udah udah. kita hunting ke toko lainnya! gimana? ini malming kok. jadi kalo kemaleman nginep di rumah Quinza
Quinza: betuuuuuuul~ ayo ayo *satu-satunya orang yang masih bersemangat padahal sudah mengelilingi Mall Plaza Senayan selama berjam-jam demi RAKA*

mereka memasuki sebuah toko baju laki-laki, dan dengan tidak sengaja Quinza melihat sebuah cardigan keren berwarna biru tua."huaaaaaaa, keren!" sorak Quinza, semua sahabatnya langsung berhambur ke hadapannya dan beerkata sama dengannya."okelah! gw beli yang ini. hahahay" gembira Quinza, dengan tidak sengaja semua sahabat-sahabatnya tersenyum tipis.

saat keluar dari toko baju laki-laki itu..

Quinza: pada laper ga?
Rizuka: sangaaaaaat~
Dinta: traktir Zaaaaaa! haha
Felix: setuju! haha
Quinza: okelaaaaah~ mau makan di mana? haha
Dinta, Felix, Rizuka: asiiiiiiiiiiiiiiiik..*kompak*
Quinza: mau makan di mana mba-mba, mas-mas? *tampang pasrah tapi senang*
Dinta: hem, coba liat-liat aja dulu. gimana?
Felix: yeaaah, setuju
Quinza: huuuh, nih anak setuju-setuju aje. mikir kagak *sambil menjitak kepala Felix*
Felix: aaw, sakit
Rizuka: udah jalan!

mereka naik ke lantai 3, tempat foodcourt berada.

lalu duduk di meja yang kosong. akhirnya mereka hanya makan kfc karena bingung mau makan apalagi dan sudah sangat kelaparan. karena ga tega, Quinza membeli porsi jumbo untuk mereka sebagai tanda terima kasihnya kepada sahabat-sahabatnya itu.

Felix: ebuset, lo beli atau ngerampok? banyak beneeeeeeer..
Quinza: hehe, ngerampok. kagaklaaaaah, beli. ini sebagai tanda terima kasih gw buat kalian semua. makasih yah!
Dinta: sama-sama Za
Rizuka: yup
Felix: hehe, kembali
semua bersorak: selamat makaan.

***

tanggal 13 bulan juni'pun tiba.

Raka yang sudah di nyatakan LULUS dari sekolahnya datang mengunjungi SMP tercintanya itu untuk merayakan happy birthday-nya itu.

Raka berkumpul bersama teman-teman dekatnya. saat berbincang-bincang, Raka tidak sengaja melihat ke arah kantin, dan melihat sesosok perempuan yang sangat familiar baginya.

"Quinza" batin Raka berbicara.

"eh, guys. gw tinggal bentar yah!" kata Raka pada teman-temannya, teman-temannya mengangguk pelan. Raka berjalan menuju ke arah Quinza. posisi Quinza yang membelakangi Raka, maka itulah Quinza tidak melihat bahwa Raka menghampirinya, hanya Rizuka, Dinta, dan Felix'lah yang melihat Raka menghampiri Quinza dengan excited (ckckckc). mereka bertiga hanya senyam-senyum ga jelas sambil sedikit menjauh dari Quinza.



Raka: Za? *sambil menepuk bahu Quinza*
Quinza: ha? *kaget sambil berdiri dari duduknya*
Raka: loh? Quinza kok ada di sini?
Quinza: ha? hehe. hem, he.. anu.. Quinza.. mau ngasih ini buat Raka, moga-moga Raka suka. permisi *sambil menarik tangan ketiga sahabatnya itu*
Raka: eh, tunggu *sambil menarik tangan Quinza. Felix, Rizuka, dan Dinta menjauh sejauh mungkin*
Quinza: ha? ada apa lagi Ka? *DEG-DEG-AN*
Raka: makasih yah Za. pasti Raka suka kok apa yang Quinza kasih *tersenyum*
Quinza: ha? hem.. he.. makasih Ka. kalo gitu Quinza pulang yah. dadah
Raka: malah Raka yang makasih. yah, kok pulang? di sini aja! *tersenyum kembali*
Quinza: he? hehe, iya sama-sama. ha? engga ah Ka. udah yah, Quinza pulang. dadah *kabur*

Raka tidak bisa menahan Quinza lagi, karena jarak untuk menarik tangan Quinza sudah jauh.
Felix, Rizuka, dan Dinta'pun mengekor di belakang Quinza. wajah imut dan cantik Qiunza merah merona.

***

mereka berempat langsung masuk ke dalam mobil fortuner putih milik Quinza.

Rizuka: HAHAHAHA. kocak parah deh lo Za! ckckck
Quinza: sssssst... malu dodooooool
Dinta: bener tuh kata Uka. ckckck. kocaaaaaaak.
Felix: hahaha, muka lo juga tuh Za! merah merona.. hahaha
Quinza: huaaaaaaa, udah doooooooooong! *teriak Quinza, malu*

hanya suara tawa yang di dengar Quinza di dalam mobil, dengan tampang cemberut dia menyuruh Rizuka untuk melajukan mobilnya ke Pondok Indah Mall.

***

tanggal 08 bulan 08 tahun 2008'pun tiba..

seperti biasa, Quinza menjalani hari-hari biasanya di sekolah dengan tenang.
baru 2 bulan ia duduk di kelas 8. jadi suasana kelas masih begitu di kenalnya.

saat pulang sekolah tiba...

Raka duduk di bangku halaman depannya, menunggu Quinza keluar dari gedung sekolah lamanya itu. dengan sabar Raka menunggu, sambil sesekali melirik jam tangannya.

10 menit kemudian...

Quinza dan sahabat-sahabatnya keluar dari gedung sekolah SMP Marta Luhur.
Quinza sedikit kaget melihat Raka duduk sambil menunduk di salah satu bangku di halaman depan sekolahnya.

Quinza: Raka?
Raka: *mendongak lalu berdiri*
Quinza: Raka ngapain ke sini?
Raka: Mau ketemu Quinza
Quinza: ha? *tablo. -___-"*
Raka: iya. hem, dari pada lama-lama lagi. langsung to the point aja yah!
Quinza: ha? maksudnya?
Raka: just listen to me, please? *sembari menggenggam tangan Quinza*

Quinza cengo setengah mati dan malu parah!

Raka: Za, Raka tau. Raka udah buat Quinza nunggu lama buat ini. maafin Raka yah yang bodoh ini, karena ga berani ngungkapin perasaan Raka yang udah bener-bener nyata buat Raka. huh, hem... Quinza mau ga jadi pacar Raka?
Quinza: speechless (HAHAHAHA -,-")

Quinza: hem.. anuu.. Qu.. Quinza.. mau jadi pacar Raka *DEG-DEG-AN+SETENGAH MAU MATI*

Raka: *tersenyum sembari menarik Quinza kepelukannya*

***

semenjak saat itu Raka jadi sering antar-jemput Quinza ke sekolah. Raka benar-benar menyayangi Quinza.

mereka juga bisa di bilang pasangan paling so sweet, caring, and perfect di sekolah.Raka meng-iya-kan pernyataan itu, Quinza malah meng-tidak-an pernyataan itu.

Raka: yeee, emang benerkan Za. kalo kita tuh pasangan yang seperti mereka bilang *tampang seneng-seneng GILA. -,-"*
Quinza: yeeee, ga juga sih Kaaa..
Raka: iya sih Zaaaa
Quinza: engga
Raka: iya
Quinza: engga
Raka: iya
Quinza: aaah, iya deh! ck *terpaksa*
Raka: hahaha, akhirnyaaa! *sambil memeluk Quinza*
Quinza: hahahaha

***

hubungan mereka berjalan harmonis sebelum suatu hari Raka masuk rumah sakit karena penyakit jantungnya yang selama ini ia sembunyikan dari Quinza..

"Kaa. cepet sembuh yaa. jangan sakit-sakit lagi. Quinza sedih liat Raka sakit" bisik Quinza di telinga Raka, Raka koma selama 1 bulan, dan itu membuat Quinza selalu menangis.

Quinza selalu menemani dan menunggui Raka di rumah sakit, sewaktu-waktu Papa-Mama Raka sedang tidak berada di sana. Quinza yang selalu menyemangati Raka untuk bangun. Quinza ingin Raka seperti dulu lagi, menemaninya, melindunginya, bersamanya, dan menyayanginya. selama sebulan Quinza selalu berdo'a untuk kesembuhan Raka, tetapi Raka masih belum bangun dari tidur panjangnya.

hingga suatu hari Raka tersadar dari komanya..

Quinza, Papa, dan Mama Raka sangat bahagia saat itu terjadi. Raka'pun juga begitu. dia bisa berkumpul dengan keluarganya dan pacar tersayangnya itu.. Quinza Zevana.

Quinza: akhirnya Raka bangun juga *menangis bahagia*
Raka: *tersenyum*

***

4 bulan setelah itu...

Raka masuk rumah sakit lagi, keadaannya begitu kritis..


"Maaf Pak, Bu. saudara Raka sudah tidak bisa di selamatkan lagi. kami sudah berusaha sebisa mungkin, tetapi Tuhan telah berkata lain. permisi" kata Dokter Irwan, sambil berlalu dari hadapan Papa-Mama Raka, dan juga Quinza. Quinza sangat shock dengan pernyataan tersebut dari mulut Dokter Irwan. seketika, pipi Quinza di banjiri oleh air mata yang sangat deras.


"aaaaaaaa, Raka ga mungkin meninggal! ga mungkin" yakin hati Quinza sambil menggeleng-gelengkan kepalanya dan menangis. Quinza langsung di peluk oleh Dinta yang baru saja datang bersama Felix dan Rizuka.


Dinta: yang tabah yah Zaa. lo pasti bisa ngelewatin masalah ini. jangan di tangisin mulu si Raka, dia bakalan sedih di sana kalo lo ga bisa ngeikhlasin dia
Quinza: *menggeleng-gelengkan kepalanya sambil tetap menangis di pelukan Dinta*
Rizuka: iya Zaaa. jangan di tangisin mulu, seseorang ga bakalan tenang di alam sana kalo seseorang yang bener-bener di sayangin masih tangisin dia..
Quinza: gw ga tau harus gimana.. please, cuma dengan cara ini perasaan gw lega. gw janji, lama kelamaan gw ga bakal nangis lagi. *terisak-isak*
Rizuka, Dinta, dan Felix mengangguk mengerti. Papa Raka masih menenangkan istrinya yang menangis histeris. Quinza beranjak dari tempatnya lalu memeluk Mama Raka dengan erat.

Mama Raka: Quinzaaa, Raka sekarang udah ga adaaa.. anak tante tinggal satu, Erkan.
Quinza: yang sabar yah tantee.. aku juga kehilangan banget atas kepergian Raka. Erkan pasti bisa seperti kakaknya.
Mama Raka: kamu juga yang sabar yah sayang. kita harus sama-sama ikhlasin kepergian Raka. iyaa, tante juga yakin itu *mencium kening Quinza*
Quinza: *tersenyum perih*

***

5 bulan kemudian...

Quinza mengunjungi makam Raka, sendirian.

Quinza: "Kaaa, udah 5 bulan setelah kepergian Raka, Quinza masih susah banget ngelupain Raka. Quinza masih sering nangis sendiri di kamar, sampe-sampe Kakek bingung Quinza kenapa. Quinza janji, kalo udah waktunya Quinza lupain Raka, Quinza ga bakal ngelupain Raka sepenuhnya, dan Quinza yakin itu ga bakal terjadi. Quinza kangen Raka nyanyi-nyanyi kayak orang gila di gerbang rumah Quinza sampe-sampe hampir mau di usir sama Kakek karena Kakek pikir Raka tuh pengamen, tapi untungnya Quinza langsung bilang kalo Raka itu pacar Quinza. Kakek aja sampe ketawa pas tau kalo yang berisik di luar yang kayak pengamen tuh Raka. Quinza juga kangen pas Raka telfon Quinza jam 00.00 cuman buat bilang happy birthday ke Quinza. dan masih banyak lagi yang Quinza kangenin, kejadian yang kita laluin sama-sama terlalu indah buat di sia-siain, di lupain begitu aja, Quinza terlalu terikat dengan masa lalu. Quinza ga bisa inget dan ga bisa nyimpen kata-kata kalo Raka "UDAH GA ADA" susah buat Quinza inget itu. Quinza juga seriiiiiing banget kebangun malem-malem sambil nangis gara-gara tiba-tiba kangen sama Raka, sampe Quinza mau ngebelek urat nadi Quinza buat bisa sama-sama lagi sama Raka. tapi Quinza sadar, kalo dunia kita berbeda tapi Quinza masih tetap mencintai Raka seperti dahulu, dan itu ga bakalan terganti dengan gampang. maafin Quinza yah kalo Quinza udah punya yang lainnya nanti, Quinza masih harus berjalan ke depan, masih harus ngelanjutin hidup Quinza. dan Quinza janji. Quinza bakalan sering-sering main ke makam Raka. buat ngajak ngobrol Raka. pasti Raka kesepian yah? Quinza juga kesepian setelah Raka ga ada, sekarang udah ga ada yang ngeganggu tidur Quinza lagi, udah ga ada yang meluk Quinza kalo Quinza lagi nangis, sedih, ada masalah, dan lainnya. sekarang ga ada lagi yang Quinza cerewetin buat makan kalo tiba-tiba dia males makan, sampe Quinza datengin rumahnya dan nyuapin dia makan. ga ada lagi semua itu. ga ada Kaa.." Quinza sudah tidak sanggup menahan air matanya, begitu deras air matanya keluar, membasahi pipi dan jatuh di tanah tempat peristirahatan terakhir Raka.

Quinza: "Quinza sempet kecewa pas Raka ga cerita kalo Raka punya penyakit fatal di dalam diri Raka, dan Quinza juga sempet ga percaya kalo Raka udah ga ada. udah pergi buat selama-lamanya. ga ada lagi di samping Quinza, terutama keluarga Raka. Rakaaaa.. biarin Quinza nangis yah! biarin Quinza numpahin semua beban Quinza sekarang. jangan marah yah kalo Quinza nangis sampe terisak-isak. Quinza mau beban Quinza sedikit berkurang. Quinza mau, Raka tau.. kalo Quinza udah ga bisa berpura-pura kuat setelah Raka ga ada. Quinza sekarang beda dengan Quinza yang dulu, Quinza sekarang udah rapuh, setengah dari jiwanya Quinza pergi, ninggal Quinza sendiri, sendiri dalam kesedihan, kegelapan, dan kerapuhan. Quinza mauu banget buat move on, tapi sangat amat susah. Quinza ga bisa, ga segitu cepetnya Quinza move on. setiap berpikiran buat move on, Quinza selalu kepikiran Raka. Quinza capeeeee.. tapi mau gimana lagi? Quinza terlalu terikat dengan kepergian Raka, dan ga bisa di pungkiri lagi kalo Quinza masih ga bisa nerima kalo Raka udah ga ada, Quinza masih berpikir kalo Raka lagi main gitar di balkon atas sambil ngeliat bintang dan bulan terus abis itu langsung nelfon Quinza. Quinza sayang banget sama Raka, Quinza mau Raka ada buat Quinza lagi.. tapi kata Dinta Raka udah punya dunia lain. dan emang bener, tapi Quinza sering ngebantah itu, dan hanya bisa tambah sakit hati Quinza. Quinza sayang Raka. heeem, tenang di sana yahh Kaa. Quinza harus pulang, harus istirahat. Quinza ga mau ngedrop lagi kayak 2 bulan yang lalu. dadah Raka. I wll and I still love you, goodbye" kata Quinza sebelum dia meninggalkan makam Raka. sambil menangis terisak-isak di masuk ke dalam mobilnya. lalu mobilnya'pun beranjak menjauh dari makam Raka yang indah nan sejuk itu.

"Goodbye, Ka. I will and still love you. I don't want to forget you, not now or not tomorrow. I pray for you always happy in there. with love, Quinza Zevana" itu yang tertulis di selembar kertas yang tergantung di tangkai bunga mawar putih yang di tancamkan Quinza di tanah peristirahatan Raka sebelum ia pergi..

-THE END-

karangan sendiri loooc.. hehe ^^
thanks :D
sayangnya gw ikutan nangis pas baca nih postingan ckckc -__-"

2 komentar: