Minggu, 23 Mei 2010

i don't need fame, i just need you

Cheira Remoni, gadis yang mungkin bisa di bilang gadis yang paling beruntung di dunia. tapi sebenarnya tidak.. ia tidak sesempurna yang orang lain katakan. mungkin ia memiliki puluhan mobil, memliki uang yang lebih dari kebanyakan orang lain, sindikat sebagai top model, dan lain sebagainya tetapi tidak ada yang tahu cerita sesungguhnya yang ada di balik wajah cantik gadis ini.. sebelum ia membuka kenyataan bahwa siapalah dia yang sebenarnya..

***

Cheira memasuki koridor sekolah barunya, untuk ke3 kalinya ia pindah sekolah dalam 6 bulan. kenapa? karena jadwal Ibu'nya yang selalu berpindah tempat jadi mau tidak mau Cheira harus berpindah-pindah juga. dampak dari semua itu terlihat dari bagaimana Cheira bergaul, ia tidak biasa bersosialisasi dengan teman sekelasnya bahkan sampai gurunya sendiri. ia anak yang pendiam, baik, pintar, dan ramah. terlalu canggung dengan teman prianya. begitu susah di mengerti, cantik, dan misterius karena terlalu cepat ia keluar dari sekolahnya padahal ia sedang melakukan sosialisasi

Cheira sering berusaha untuk memulai bersosialisasi dengan teman sebangkunya, tetapi ia terlalu malu untuk membuka perbincangan. pernah Cheira berbincang, tetapi perbincangan yang tidak penting..

***

Cheira bangun dari tempat tidurnya, lalu menguap panjang dan melihat ke arah jam yang terpampang di atas meja di samping tempat tidurnya.'9.00' batin Cheira. setelah mencuci wajahnya dan menggosok gigi, Cheira keluar kamar untuk menyantap sarapan paginya.

Cheira: Bii.. sarapan pagi apa?
Bibi: roti bakar Non
Cheira: oh. Ibu mana?
Bibi: Ibu udah pergi dari tadi pagi Non. emang Non mau apa?
Cheira: *sedih* gaa, ga mau apa-apa
Bibi: *tak menjawab*

5 menit kemudian Bibi keluar dari dapur, membawa nampan yang berisi 2 roti yang terlihat menghitam karena di bakar.

Cheira menyantap roti bakarnya sedikit tidak nafsu. Cheira bangkit dari tempat duduknya lalu masuk ke dalam kamarnya untuk mengambil hapenya.

ada 1 bbm dari kaka kelasnya, Putra. Cheira membukanya dan melihat tulisan:

Putra: Chei, hari ini dateng jam 10 ke sekolah. ada latihan basket. jangan sampe telat. see you at the school ya

Cheira menghela nafas, tanpa berpikir lagi ia menyambar handuknya yang tergantung di senderan kursi meja komputernya lalu masuk ke kamar mandi.

15 menit kemudian....

Cheira sudah siap untuk pergi ke sekolahnya, tapi terhambat karena suatu masalah(-_-). tiba-tiba Ibu'nya menelfon.

Ibu: Eira, jangan kemana-mana yah. Ibu ada acara, mau ngenalin kamu sama teman bisnis Ibu
Eira: tapi, Bu.. Eira ada ekskul di sekolah hari ini. ga bisa lain hari aja? masalahnya semua wajib dateng
Ibu: ck, yasudah. mungkin lain hari kamu Ibu kenalin ke teman Ibu itu
Eira: oke, Bu. makasih

setelah sedikit berbincang dengan Ibu'nya. ia memakai sepatu basketnya lalu menenteng tas yang lalu di masukkan kedalam bagasi mobilnya.

Pak Supir: Non, biar Bapak aja yang anter yah!
Eira: ga usah Pak, Eira bisa sendiri *tersenyum sambil masuk ke dalam mobilnya, lalu melaju kencang di jalan raya*

***

terlihat dari luar jendela mobil Cheira, Putra dan teman-teman basketnya sedang berbincang-bincang dan ada segerombolan anak kelas 7 sedang tertawa ria sambil sesekali melihat ke arah Putra. Cheira menghela nafas lalu keluar dari mobilnya dengan menenteng tasnya. seketika semua yang ada di lapangan basket sekolahnya'pun melihatnya dengan tatapan yang berbeda-beda. Cheira sangat amat risih dengan tatapan mereka itu lalu mempercepat langkah kakinya lalu bergabung dengan teman basketnya.

Samuel: Ra, lo risih yah di liatin kayak gitu?
Cheira: yaiyalah, Sam *cemberut*
Samuel: hehe *menggaruk-garuk kepalanya*

Samuel adalah satu-satunya teman pria di sekolah yang dekat dengannya, karena mereka masih sedarah. Cheira juga sangat terbantu karena adanya Samuel, karena terkadang Cheira susah untuk bertanya sesuatu (oh Godd.. kesian amat nih bocah-_-).

selama 10 menitan semuanya melakukan pemanasan. tidak sengaja Cheira melihat Putra sesekali meliriknya.'aaaaaah, risiiiiiiiih! jangan ngeliatin gw kek bang! elaah~' batin Cheira ngedumel, tapi tetap aja Putra meliriknya, sekarang malah sedang memandanginya secara terang-terangan. lamunan Putra buyar karena salah seorang temannya menyenggol sikunya (sebut aja, Adit)

Adit: woy *sambil menyenggol siku Putra*
Putra: ha? *tablo-_-*
Adit: jangan di pantengin mulu muka tuh bocah. lo tau'kan dia risih kalo di liatin kayak tadi
Putra: iya iya. tadi ga sengaja ngeliatin ke die
Adit: alaaah, ngeles lo jay
Putra: jay? apean tuh?
Adit: bajay ilaaah-_-
Putra: -_-", bego lo Dit
Adit: ya maap Put

Putra mengabaikan perkataan Adit lalu melihat Cheira yang sedang ngeshoot bola ke dalam ring.

Putra: WOW! *heboh sendiri*
Adit: wow, ngape Put?
Putra: si Cheira ngeshoot dari garis three point langsung masuk. keren~ jarang-jarang cewek ga begitu tinggi bisa masuk! ckckck
Adit: lebe lu Put. segitunya amat gara-gara suka sama die
Putra: yailaah, seriusan nih gw Dit! jarang-jarang tau, si Tita aja yang tinggi ga masuk-masuk-_-
Adit: he he he-_-. si Tita'kan ga bisa main basket Puuut..
Putra: nah, makanya itu! ngapain dia masuk ekskul basket kalo begitu? nyampah tuh, sepupu loo
Adit: waaaaaaah, ga usah ngehina Puuut..
Putra: santai bang

Adit berlalu di hadapan Puta untuk menemui ka Andre, pelatih basket mereka. Putra yang masih memandangi Cheira'pun tidak dengar kalau dirinya di panggil oleh ka Andre.salah satu temannya, Robert menegurnya

Robert: WOOOOOOOOY..
Putra: t*i, ngapa siiiiih? ilaaaaaah
Robert: t*i t*i, di panggil noh sama ka Andre!
Putra: *ceming-_-*

ka Andre menggeleng-gelengkan kepalanya sambil bertolak pinggang

ka Andre: makanya jangan ngeliatin tuh anak bocah ajeee
Putra: apean dah kaa-_-
ka Andre: alaaah, ga usah ngeles lu. udah ketauan dari tampang lo
Putra: *diem seribu bahasa-_-* kenapa manggil ka?
ka Andre: jadi gini, 2 bulan lagi kita ada turnamen cewek-cowok. gw mau lo pada ngiapin fisik sama cara main mereka. gw ga mau mereka 'abal-abal'an mainnya. terserah siapa yang mau lo ajar. satu orang ngajar 5 orang. kasih tau yang lainnya
Putra: ha? 2 bulan? ok

Putra'pun balik ke tempatnya sambil memberitahu kepada teman-temannya. Putra sudah menentukan siapa saja yang akan di ajarnya.. tiba-tiba Samuel di panggil oleh Putra, setelah beberapa menit Samuel kembali ke tempat teman-temannya

Samuel: Cheira, Rasta, sama si Bunga sini.
Rasta: mau ngapain Sam?
Samuel: udaaaaah, nanti bakalan tau.
Cheira: Sam, gw di sini aja yah. lo aja ber 3 yang kesana. nanti kalo kalian udah selesai ngomong sama ka Putra. baru lo ngomongin ke gw. oke?
Samuel: lah? kok gitu dah? udaaah, ikut aja.
Bunga: iya, Ra. yuuk
Cheira: tapi...
Rasta: udaah~

akhirnya mereka ber4 berjalan ke arah Putra yang duduk sendiri sambil memainkan hapenya. Cheira enggan mendekat ke arah Putra, ia hanya berdiri di belakang tubuh Bunga.

Putra: lah? si Cheira mana?
Cheira: *mengacungkan tangannya*
Putra: yailaaah, nih bocah ngapain ada di belakangnya Bunga?
Cheira: *diem-diem adem ayem (?)-_-*
Rasta: sini Ra *menarik tangan Cheira dengan lembut*
Putra: *terlihat cemburu*
Samuel: udah semua'kan kak?
Putra: iya, yaudah sekarang aja gw jelasinnya kenapa lo lo pada gw suruh kesini. jadi gini, gw nunjuk lo ber4 untuk gw latih 2 bulan ke depan karena ada turnamen di SMP Bina Mulia. dan gw mau kalian latihan dengan serius, ga ada yang becanda. karena turnamen ini yang sekolah kita tunggu-tunggu. kalian ngerti?
Samuel, Cheira, Rasta, dan Bunga: *mengangguk*

sejak saat itu, hubungan Cheira dengan ke4 temannya itu sangat dekat, termasuk dengan Putra.
jika Cheira tidak bisa melakukan sesuatu, pasti Putra sanggup membantunya.

Cheira sudah tahu bahwa Putra adalah playboy cap kucing garong(-_-") maka dari itu Cheira sedikit menjauh.. tapi ternyata tidak bisa (:D)
***

Ibu yang duduk di ruang keluarga sambil membaca koran dengan secangkir teh hangat memanggil Cheira dengan halus. Cheira'pun keluar dari kamarnya sambil mengalungi SLRnya.

Eira: kenapa, Bu?
Ibu: jadi kapan jadwal kamu ga padat?
Eira: hem, ga tau Bu. Eira belum liat list Eira lagi, besok ada pemotretan, Ibu mau anter?
Ibu: kamu, ini.. liat dong list kamu. hari apa aja yang kosong. yaudah, biar Ibu yang anter kamu
Eira: iya Bu, nanti Eira liat trus kasih tau Ibu. sikasik hehe. dadah Ibuuu~
Ibu: hem.. ckckck.

Cheira kembali masuk ke dalam kamarnya, mengutak-atik SLRnya sambil memotret ini-itu. tiba-tiba hapenya berbunyi, menandakan ada bbm masuk. Cheira melihat bbmnya dan ternyata bbmnya itu dari Putra yang berisi

Putra: Chei, besok ada acara ga?

Cheira sedikit kaget dengan bbm yang ia baca barusan, Cheira bingung ingin membalasnya dengan kata-kata apa..

Cheira: hem, besok aku ada pemotretan kaa. emang kenapa yah kaa?
Putra: hem, sebenernya aku mau ngajak kamu pergi besok. tapi ga usah deh, kapan-kapan aja

Cheira shock setengah mampus."what the..? kok pake aku-kamu? ga beres" kata Cheira sendiri.

Cheira: ha? mau ngajak pergi kemana kaa?
Putra: manggil aku ga usah pake kaka yah! pake aku-kamu aja :)
Chera: ha? tapikan...
Putra: tapi? ga ada tapi-tapian yeek.. hehe
Cheira: huuh, yaudah. emang mau pergi kemana?
Putra: hem, nanti aja liat. hehe.
Cheira: ohh, yaudah. byee
Putra: bye

Cheira menghela nafas panjang."untuuuuuung aja besok ada pemotretan jadi ga di ajak pergi sama dia.. haha" senang Cheira. Cheira berpikir, berbicara dengan Putra saja sangat canggung bagaimana nanti jalan. ber2 lagi! ckckck.

***

keesokan harinya...

Samuel datang pagi-pagi ke rumah Cheira, Cheira yang sedang menyiapkan segala sesuatunya untuk pemotretan sampai kelimpungan karena waktunya tersita lumayan banyak.

Cheira: ngomong aja Saaam!
Samuel: jadi gini, sebagai sepupu lo gw harap lo mau nerima ajakannya Putra
Cheira: WHAT THE..... maksud lo apa?!
Samuel: ya maksud gw itu baik kok! biar lo bisa bersosialisasi dengan pria, bukan cuman gw dan Rasta doang
Cheira: *berpikir sejenak*
Samuel: halooooooo? my sweet princess...
Cheira: dari dulu manggil gw itu mulu-_-"
Samuel: haha, suka-suka. weeee
Cheira: huuuuuuh, yaudah boleh deh. tapi gw takut bakalan jadi ancur Sam. gimana dong?
Samuel: percaya aja ga bakalan ancur. peluk gw sini! *tersenyum*
Cheira: ok. huaaaaaa *memeluk Sam*

Ibu yang lewat di depan kamar Cheira melihat Samuel sedang memeluk putrinya dengan sengaja Ibu berdeham keras.

Samuel: eh, Ibu. hehe *garuk-garuk kepala sambil salim*
Ibu: huuh, kamu ini. dateng ga bilang-bilang! ckck
Samuel: ya maap Buu.. hihi
Ibu: haha. ada apa kesini Sam?
Samuel: engga, Bu.. cuman mau ngobrol dikit sama Eira
Ibu: ohh. oh ya, kamu mau nganter Eira juga?
Samuel: ha? ke?
Ibu: pemotretan di daerah Banten
Samuel: *berpikir* hem, boleh deh Bu.. nanti Sam yang telfon Mama Sam
Ibu: baguslah kalo begitu, biar Eira ada temennya *tersenyum* Ibu keluar dulu yah
Samuel, Eira: iya Bu..

Samuel'pun melirik Cheira yang masih sangat sibuk dengan pekerjaannya. Cheira membawa 2 koper besar untuk 3 kali pemotretan di tempat yang lumayan berdekatan. Samuel ingin membantu, tetapi Cheira menolak, bisa ga kelar-kelar kalo di bantu, kata Cheira sebelumnya.

Samuel: udah, sini gw bantu.
Cheira: ga ga, ga usah. ribetin Sam! nanti takutnya ada yang ketinggalan atau apakah itu...
Samuel: hhhhh, yaudah. gw bantuin yang ringan-ringan aja. apaan nih?
Cheira: ide bagus. bawain koper yang itu ke bagasi mobil yek! makasih Sam~
Samuel: ET DEMI APE? gede beneeeeeeeeeeeer~
Cheira: mau bantuin kagak?
Samuel: ck, iya iya

Cheira tertawa lepas melihat Samuel mengangkat kopernya dengan cara yang lucu. tiba-tiba Ibu memanggilnya

Cheira: kenapa Buuuuu?
Ibu: hem, nanti kita ketemu temen Ibu dan keluarganya di Restoran deket pemotretan kamu
Cheira: ha?
Ibu: kenapa ha? ketemunya pas makan siang kok
Cheira: oh, baguslah
Ibu: cepetan ya Ra! takut macet di jalan
Cheira: iya, Bu..

15 menit kemudian, semua sudah siap. tidak ketinggalan SLRnya ia kalungi. Mobilnya'pun melaju di jalan raya depan rumahnya yang masih sangat sepi, karena jam masih menunjukkan jam 05.00, sangat pagi bukan? yaaaa, jam seginilah di mana Cheira harus keluar dari rumah mewahnya jika ada pemotretan. melelahkan memang iya, tapi inilah rutinitas yang di jalani Cheira dari umur 2 tahun. Cheira sempat ingin keluar dari dunia entertainment, tetapi Ibu melarangnya. prestasinya dalam dunia kemodelan sudah bisa di bilang sangat tinggi, maka dari itu Ibu sangat melarangnya jika dia ingin keluar dari dunia kemodelannya. Cheira yang anak semata wayang ini sangat di didik secara fisik dan mentalnya. Cheira yang jarang masuk rumah sakit hanya karena fisiknya yang selalu di bebani ini juga mementingkan sekolahnya dari pada dunia kemodelannya, karena populer tidak begitu di hiraukannya.

Cheira sangat tertutup dari dunia luar, tapi begitu hangat jika sudah mengenalnya begitu dekat, seperti Samuel. teman sejak ia bayi, anak-anak, beranjak dewasa, sampai sekarang, tidak pernah Samuel membuatnya merasa risih. jujur saja, Samuel pernah menyukainya waktu dulu, tapi Samuel tahu bahwa Cheira hanya sweet princess'nya yang ada di dalam mimpinya. dan akhirnya Samuel bisa melupakan Cheira, mulai menyukai teman-temannya yang lain. sangat indah.



sampai di lokasi pemotretan pertama...

Cheira keluar dari mobilnya, semua kru meleleh melihatnya. dia hanya mengenakan baju lengan panjang berwarna putih, hot pants, dan sepatu converse hitam miliknya, tapi dengan dandanan yang sangat sederhana ini bisa membuat semuanya terpesona. sangat cantiiiiiik! :D. Cheira tersipu malu di lihat seperti itu dan juga risih, dia berjalan di tengah-tengah antar Ibu dan Samuel hingga dirinya tidak dapat di lihat."aaaaah, ngeliatinnya gitu banget! reseeeeh~" kata Cheira saat sampai di tenda yang di sediakan untuknya.

waktu 4 jam habiskannya untuk pemotretan di lokasi pertama. setelah Cheira membereskan barang-barangnya, mereka langsung pergi ke pemotretan ke2, begitu melelahkan bagi Cheira. berpose di atas panggung dan tempat-tempat yang sulit di pijaki dengan high heels yang tinggi miliknya.

Cheira: Ibuuuuu~ Eira cape' gini muluu *cemberut*
Ibu: ya mau gimana lagi Eira.. jangan bilang kamu mau keluar dari dunia kemodelan kamu untuk yang kesekian kalinya.. ckckck
Samuel: jangan keluar Ra, terlalu sayang. karir lo udah di puncak Ra..
Cheira: tapi gw cape' gini muluu
Ibu: kuatin fisik kamu. jangan ngeluh mulu
Cheira: *cemberut*
Samuel: sabar yah

20 menit kemudian mereka sampai di lokasi pemotretan ke2..

untung saja pemotretan kali ini hanya berjalan 2 jam, dan tiba-tiba produser pemotretan ke3 menunda pemotretan hari ini dan di ganti oleh hari lainnya. setelah tahu seperti itu, Ibu langsung menyuruh Pak Supir ke Restoran dekat lokasi pemotretan Cheira. Cheira hanya mengangguk mengerti sambil memainkan hapenya. 3 bbm masuk, 1 dari Bunga, 1 dari Reza, dan 1 lagi dari Putra. Cheira sudah membalas bbm Reza dan Bunga, kecuali Putra. dia hanya membacanya tidak membalas. akhirnya Cheira membalas bbm Putra.

Cheira: kenapa Put?
Putra: lagi apa Chei?
Cheira: lagi mau ke Restoran deket lokasi pemotretan, kamu?
Putra: hooh, sama. hehe, mau ke Restoran juga
Cheira: ohehe, mau ketemu siapa emang?
Putra: mau ketemu temennya Papa, kamukamu?
Cheira: sama juga, tapi dari Ibu.. :)
Putra: ohaha. tadi kamu pergi jam berapa?
Cheira: jam 5 pagi-_-
Putra: ha? serius? ga cape apa? jaga kondisi badan kamu yah! :)
Cheira: hehe, lumayan. tapi mau gimana lagi. iyaaa~ makasih yah
Putra: hehe, iya sama-sama
Cheira: udah dulu yah, Put. aku mau tidur.. bye
Putra: ok. byeee

Cheira menghentikan bbm-an dengan Putra, dengan alasan ingin tidur. padahal dia ingin memotret sesuatu, karena view alam di sini sangat indah, seindah waktu dulu ia bermain bersama Papanya. sangat menyedihkan bila ia mengingat-ingat kejadian 5 tahun yang lalu. begitu susah ia menghapus kenyataan pahit itu..

Cheira melirik Samuel, ternyata ia sedang asik bbm-an.'pasti cewek' pikir Cheira. lalu memalingkan pandangannya ke arah Ibu, Ibu sedang membaca majalah yang semua isinya anak semata wayangnya, begitu cantik. tapi Cheira tidak pernah menganggap itu dirinya, itu adalah sisi lain dari dirinya. Cheira yang asli itu tidak terpaut oleh dunia kemodelan, manusia biasa, tidak mencari kepopuleran, dan bahagia atas apa yang ia punya. Cheira sering menangis karena mengingat betapa risihnya dia di pandang dengan pandangan yang sering ia lihat. tiba-tiba ia menangis, Samuel dan Ibu terkejut.

Samuel: Ra? kenapa?
Cheira: *menggeleng-gelengkan kepalanya*
Ibu: *diam*
Samuel: sini-sini
Cheira: *memeluk Samuel*

Cheira tampak tenang di pelukan Samuel. Ibu tidak menghiraukan tangisan Cheira, Ibu menyayanginya tapi tidak begitu menyayangi tangisannya. Ibu tidak ingin Cheira menjadi anak yang cengeng, tapi perlakuan Ibu ke Cheira yang membuat sebaliknya, membuat Cheira selalu ingin menangis. Cheira di perlakukan dingin oleh dirinya sendiri.. selalu. Cheira ingin hidupnya seperti dulu, masih ada Papa di sampingnya, tidak hanya Ibu. Ibu yang begitu dingin pada putrinya sendiri. sangat tidak adil, pikirnya.

***

acara makan siang kali ini sangat mengejutkan bagi semuanya, ternyata teman Ibu yang di kenalkan ke Cheira dan Samuel adalah Ayah dari Putra, dan Putra ada di sana. Cheira kaget setengah mampus! tidak percaya, bingung, dan lain-lain karena Ibu dan Ayah Putra ingin membuat Putra dan dirinya menjadi dengan, di perjelas menjadi di JODOHKAN-_-.

Cheira: masih jaman apa di jodoh-jodohin?! gila apa si Ibu!! hhhhhhhh
Samuel: iya, Ibu gila.. tapi lumayan lho Ra. Putra gituuuuu~
Cheira: lumayan-lumayan! pala lu peang! gw ga suka ah~ kayak gw ga laku aja di jodoh-jodohin.. aaaaaaaaa
Samuel: hehe, yaudah sabar yeeeek..
Cheira: GA BISAAAAAA~
Samuel: *takut*

Putra menghampiri Cheira dan Samuel, seketika Cheira menggenggam tangan Samuel. terlihat dari wajah tampan (acuih-_-) Putra, ia sedang cemburu, walaupun ia tahu bahwa Samuel adalah sepupu Cheira. tiba-tiba Cheira melepas genggaman tangannya, berjalan ke arah mobil lalu mengambil SLR dan hapenya. lalu berjalan ke sembarang arah sambil memotret sesuatu.

Putra bingung setengah mati mau memulai perbincangannya dengan Cheira bagaimana. tiba-tiba Cheira berteriak sangat keras sampai semuanya kaget dan berlari ke arahnya, Putra berlari sekencang mungkin lalu melihat Cheira yang terjatuh dengan lutut berdarah dan melihat seekor ular besar berjalan ke arah Cheira. dengan secepat mungkin, Putra menggendong Cheira ke arah yang tidak bisa di jangkau oleh ular itu. Cheira menangis sekencang-kencangnya di pelukan Putra

Putra: udah udah, Chei. udah ga ada ularnya..
Cheira: tapi takut Puuut.. aku paling takut sama ular.
Putra: yaudah udah, ga usah di inget-inget. liat tuh lutut kamu berdarah, ck.
Cheira: *mulai tenang*
Putra: bentar yah, aku minta betadine sama perban
Cheira: jangan! eh, hem.. ya.. ya udah *kebingungan sendiri*
Putra: haha, yaudah biar Sam aja *tersenyum sambil memeluk Cheira*
Cheira: kamu kok perhatian deh sama aku? (bego bet, gitu aja kagak tau-_-)
Putra: ya ampun, kamu ga peka yah orangnya?
Cheira: ha? hehe, lumayan. kenapa?
Putra: haha, jujur aku sayang sama kamu..
Cheira: *speechless*
Putra: Chei? kenapa?
Cheira: ha? enggaaa.. gapapa. hem, ini mulai perih betadinenya mana yah? *mengalihkan pembicaraan*
Putra: mengalihkan pembicaraan kamu! yaudah, bentar yah! *tersenyum*
Cheira: iyaaa. *legaaaaa~*

Cheira mengurut dadanya sambil menghela nafas panjang.. Cheira melihat Samuel tetap asik menatap lekat hapenya, Cheira cemberut. beberapa waktu kemudian, Putra datang dengan membawa sebuah kotak putih bertuliskan 'P3K' dengan warna merah. Putra membersihkan luka yang ada di lutut Cheira dengan pelan, setelah itu memberikan 2 tetes betadine di atas luka Cheira lalu memerban luka Cheira dengan hansaplast coklat yang ada.

Putra: selesai. ga sakitkan? *sambil mengelus kepala Cheira*
Cheira: *menggeleng* gaa..
Putra: bisa jalan ga?
Cheira: bisa.. bisa

sebenarnya Cheira tidak yakin dia bisa berjalan sendiri ke arah meja makan yang Ibu duduki, tapi dia mencoba terlebih dahulu, tiba-tiba di tengah jalan Cheira hampir terjatuh, untungnya ada Putra yang menahannya. akhirnya Putra'pun menggendong Cheira dengan lembut, Cheira pasrah saat itu karena dirinya sudah tidak sanggup berdiri sendiri. walaupun lukanya tidak terlalu besar tetapi rasa sakitnya luar biasa.

Putra melepas gendongannya dari Cheira dengan pelan, Cheira masih dengan tatapan ke arah Putra. yang membuat Putra agak risih(-_-)

Putra: kok natap aku kayak gitu banget? ada apa?
Cheira: ha? hehe. gaaa, gaa. maaf yah *tersenyum*
Putra: ohh. *tersenyum* kalo ada apa-apa bilang sama aku yah!
Cheira:: hehe, iyaa. makasih banyak yah Put
Putra: iya, sama-sama sayang
Cheira: *kaget*
Putra: kenapa kamu?
Cheira: gaaa, gaa. lupain. makan gih sana. belum makankan kamu?
Putra: iya, belum. bentar yah aku tinggal makan dulu
Cheira: iya, gapapa

'oh Godddddd! kenapa manggil gw pake sayaaaaaang? anjiir nih orang, bikin gw salting. udah tau gw agak-agak canggung sama cowok! hhh' batin Cheira kesal. tapi di dalam hati Cheira, ia senang di perlakukan seperti itu oleh Putra. merasa di lindungi, di sayang, dan di perhatikan oleh seseorang yang masih begitu asing baginya.

Cheira yang tidak sadar sedang memandangi wajah tampan (iacuuih-_-) Putra terkejut saat bertemu pandang dengan mata Putra. wajah cantik Cheira memerah, merah padam, sampai-sampai membuat Putra tersenyum gembira. Cheira berjalan ke arah Putra, lalu duduk di samping cowok tampan itu. Putra agak kaget tapi menikmati kenyataan itu.

Cheira: jangan geer yek! aku duduk sini. masalahnya ga ada tempat lain *melas*
Putra: haha, iya iya *memeletkan lidahnya*
Cheira: wooo..

Putra kembali menyantap makanannya yang tinggal setengah.. lalu acara hari itu berakhir. kedua keluarga'pun saling berpamitan.. lalu pergi dengan mobil masing-masing.

Mama Putra sedikit membuka percakapan dengan anak tertuanya itu.

Mama Putra: Put, si Cheira cantik yah! ga sombong lagi
Putra: hehe, iya. cantik banget malah. emang ga sombong *tersenyum*
Mama Putra: kamu suka yah sama Cheira?
Putra: *kaget* ha? kata siapa Ma?
Mama Putra: terlihat dari tingkah kamu memperlakukan dia seperti apa
Putra: hehe *garuk-garuk kepala*
(tiba-tiba adik Putra yang paliiiiiiiing lucu, Tasya. nimbrung bersama-_-)
Tasya: Ma, kak Putla suka sama siapa? ka Cheila yang tadi yah?
Putra: woooo, anak kecil ikutan aja daaaaaah!
Mama Putra: iya sayang, kayaknya. tanya gih sama kaka kamu tuh!
Tasya: benelan kak?
Putra: ni anak kecil, mau tau aja dah!
Tasya: cie, ka Putla sama ka Cheilaaaa.. hahahaha
Putra: waaaah, sini kau anak kecil cadel! hahaha

Putra dan Tasya ribut di mobil sampai membuat kepala Mamanya hampir pecah karena teriakan Tasya yang begitu melekit.

***

semenjak kejadian itu, hubungan Cheira sangat dekat dengan Putra. itu membuat Ibu dan Mama Putra sangat senang, karena dari dulu inilah yang diinginkan oleh mereka. Cheira yang mulai bisa bergaul dengan teman sebayanya'pun juga menikmati kenyataan ini.. apalagi Putra.

sampai suatu hari Putra yang sudah lulus dari sekolahnya datang untuk melihat keadaan Cheira.

tanpa sepengetahuan Cheira, Putra menyiapkan sebuah acara yang sangat spesial.. semua yang dekat dengan Cheira di minta bantuannya oleh Putra untuk membantunya ini-itu.

tanggal saat itu adalah 101010. tanggal yang begitu bagus untuk jadian (:DDDDD)

Putra menyiapkan segala sesuatunya dengan memakai ruang seni tari.

Samuel: eh, konyol banget lo Put! make ruang seni tari! ckckck
Putra: yaelaaah, mau make ruang apa lagi? basket? panas-panasan nanti!
Bunga: lo gila beneran kak! ckckck
Putra: bodo ah~ demi Cheira ini
Rasta: ehem, batuk guah! ckckck
Putra: apa lu?
Rasta: apa kek!
Putra: nyolot nih ade sepupu!
Rasta: hahaha, santai bang!

tiba-tiba suara Cheira terdengar dari luar ruang seni tari. semua bergegas ke tempat masing-masing yang sudah di tentukan. karena hari itu sudah mulai malam, jadi semuanya menggenggam satu buah lilin dan korek api. di tengah ruangan Putra berdiri menggenggam bunga mawar yang sangat indah untuk Cheira

Cheira masuk dengan perlahan, takut menginjak sesuatu karena waktu itu dia tidak sengaja tersandung(-_-)  kabel speaker yang melintang bebas di lantai. tiba-tiba satu persatu lilin yang di pegang oleh ke3 temannya di nyalakan. Cheira tidak menghiraukan lilin itu, tapi dia sangat penasaran siapakah yang ada di tengah ruangan seni tari itu.

tiba-tiba semua lilin yang mengelilingi Putra'pun menyala, Cheira kaget.'ini ada apa?' bingung Cheira dalam pikirannya sendiri. Cheira'pun mendekat ke arah Putra.

Putra: Chei, aku minta maaf kalo aku ada salah sama kamu. aku ga bermaksud ngelakuin itu. dan aku mau kamu maafin aku. heem, oke langsung to the point aja! will you be my girl? whatever you say to accept me or not. but I want to, you're honest. long as you know, feelings NEVER lie. I'm going to accept whatever you say *sambil memberikan sebucket bunga mawarnya*
Cheira: aku bingung mau jawab apa, tapi yang aku rasain. aku sayang sama kamu.
Putra: whether it is an answer from you?
Cheira: I don't know? but, I love you. and I accept your feeling. 
Putra: serius? aaaaaaaa~ *memeluk Cheira dengan erat*
Cheira: hehe, iya *tersenyum*

mulai saat itu, hidup Cheira di penuhi dengan canda tawa. tangisan sangat jarang menemaninya.

***

hari ini mereka resmi 5 bulan. Cheira yang naik ke kelas 8 dan Putra yang masuk SMA favoritnya menjadi couple paling romantis yang pernah ada sebelum semuanya terbongkar..

Cheira melakukan pengakuan di hadapan Putra, memberitahu kalau dia tidak sesempurna apa yang di katakan orang lain tentang dirinya.

Cheira: asal kamu tau, aku ga sempurna seperti yang orang lain katakan. aku ga seberuntung yang mereka bilang. aku punya kelemahan, aku begitu rapuh semenjak 5 tahun yang lalu dan sangat tertutup.
Putra: emang kenapa 5 tahun yang lalu?
Cheira: Papa aku meninggal..
Putra: karena?
Cheira: di bunuh
Putra: WHAT? SAMA SIAPA CHEI?
Cheira: Ibu..
Putra: HA? SERIUS KAMU?
Cheira: serius, aku liat sendiri pake mata kepala aku kalo Ibu nusuk jantung Papa pake pisau. Ibu tuh pembunuh! tapi media ga pernah tau itu!! Ibu begitu tertutup dengan dunia luar termasuk aku, karena itu aku kayak gini!! susah bergaul. dan aku tau yang kamu tau tuh aku tertutup karena sering pindah-pindah sekolah. tapi itu salah! salah besar. ga ada yang tahu aku sebenarnya, kecuali aku sendiri *menangis*
Putra: ya ampun Chei. kenapa baru cerita sekarang sih?! kenapa ga dari dulu?!
Cheira: maaf Put, waktu dulu-dulu aku belum siap buat cerita semuanya ke kamu, maaf kalo semuanya telat.
Putra: yaudah yaudah, peluk aku sini. jangan nangis lagi yah..
Cheira: *mengangguk*
Putra: boleh kamu ceritain semuanya sekarang?
Cheira: ok. semenjak saat itu, aku ga begitu nyaman sama cowok karena itu. karena aku takut kehilangan dia, sama seperti aku kehilangan Papa, Papa yang paling aku sayang selama ini! aku takut aku ga bisa ngelupain dia kayak aku ga bisa ngelupain Papa. Papa di bunuh sama Ibu itu karena aku!! karena Papa mau ngeluarin aku dari dunia kemodelan! dunia yang begitu menjerat aku, terlalu dalam aku masuk ke dunia itu. Ibu ngelarang Papa bawa pergi aku dari rumah untuk ngejalanin kehidupan yang lebih baik dari sebelumnya. pergi ke luar negri. jauh dari jangkauan Ibu. maka dari itu aku ga pernah ngerasa deket sama Ibu aku sendiri, yang ngelahirin aku! karena Ibu selalu ngekang aku! selalu pengen aku seperti yang dia mau, menjadi model seperti dia dulu. aku ga bebas ngelakuin yang aku mau, ok aku tau aku dapet semuanya tapi itu ga bikin aku puas. satu yang bikin aku puas dengan semuanya, aku pengen Papa baliiik!! balik nemenin aku tidur, pas aku mimpi buruk. bacain aku dongeng setiap malem. and you know? i don't need fame, i just need you. *menangis sekencang-kencangnya*
Putra: ya ampun Chei, aku ga pernah tau kenyataan yang ada di balik wajah manis kamu. ketenaran kamu. kekayaan kamu. dan keluguan kamu. yang sabar yah sayang! aku ada selalu buat kamu. aku ga bakalan ninggalin kamu.
Cheira: aku mau Papa, Puuuuuuut! aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa~ *menjerit*
Putra: iya, udah udah. yaudah, kamu mau ke makam Papa kamu?
Cheira: pengen banget Put. tapi sayangnya aku ga pernah tau makam Papa aku di manaa!! Ibu ga pernah mau ngejawab pertanyaan aku yang ini, aku pasti di tampar sekeras-kerasnya sama dia kalo aku nanya ini.
Putra: aku kira waktu dulu, Ibu kamu selalu merhatiin kamu. ga pernah main tangan dan segala macemnya. tapi ternyata engga..
Cheira: banyak kenyataan yang ga pernah di sangka Put. termasuk ini...
Putra: yah, memang banyak..
Cheira: aku pengen keluar dari badan aku, masuk ke dalam tubuh seseorang yang sederhana, ga rumit, dan penuh kebahagiaan ga kayak gini! aku capeee!!
Putra: asal kamu tau yah, yang! jujur aku ga suka kamu ga bersyukur sama apa yang kamu dapetin. aku tau ga gampang bagi kamu untuk keluar dari masalah, aku juga ngerasain itu!! Papa Mama waktu dulu ga pernah seneng aku ada. aku anak yang ga pernah di harepin! asal kamu tau itu!!
Cheira: serius kamu Put?
Putra: kapan sih aku pernah bohong sama kamu?
Cheira: iya sih. yaudah sekarang sama-sama sabar aja deh! haha
Putra: hahaha, betul! jangan dipikirin lagi yah masalah ini. dan pasti kita bisa ngelewatin ini sama-sama. janji sama aku?
Cheira: iya, janji!
Putra: I JUST LOVE YOU, HONEEEEEEY!
Cheira: hahaha, gombal anda!
sejak saat itu, semua kembali seperti dulu. dan lama kelamaan Ibu mulai menunjukkan kasih sayangnya yang pernah hilang kepada putrinya. Cheira agak merasa aneh dengan sikap Ibu, tapi ia menikmatinya, sangat menikmatinya. sekarang jika ia tidak enak badan, Ibu selalu menemaninya sama seperti Papanya.

Ibu: Ra, Ibu nyesel bunuh Papa 5 tahun yang lalu
Eira: *sangat amat kaget*
Ibu: seharusnya Ibu ga kemakan emosi sendiri, ga egois. ga sangat terobsesi bikin kamu seperti Ibu
Eira: *terdiam*
Ibu: Ibu sebenarnya ga mau ngelakuin itu, tapi mau bagimana lagi? Ibu terpaksa ngelakuin itu..
Eira: *tetap diam*
Ibu: maaf atas kebodohan Ibu itu yah Ra. semoga kamu ngerti, dan selama beberapa minggu Ibu bakalan keluar negri buat ngurus kepindahan kita..
Eira: WHAT? mau pindah? keluar negri? tapi Bu..
Ibu: maaf Ra, tapi ini harus..
Eira: tapi Bu, gimana sama Putra? Eira ga bisa ninggalin Putra gitu aja!! Ibu kenapa ga bilang dari awal?! ga bakal Eira ngerespon dan nerima Putra, Bu! ga bakaaaaaaaaaaaal! Ibu jahat tau ga! jahaaaaaaaaaaaaaaaaaat *teriak*
Ibu: *masuk kedalam rumah*

Cheira di tinggal di teras belakang rumahnya, tepatnya di atas ayunan yang tergoyang karena aktivitas Cheira yang begitu tak terkendali.

***

Cheira mulai tertutup kembali, termasuk kepada Putra. Putra yang sangat tidak suka dengan perlakuan Cheira'pun datang ke rumah Cheira untuk berbicara dengan Cheira.

Putra: Chei, kamu kenapa sih? belakangan ini jadi tertutup lagi sama aku? kenapaa?
Cheira: ga kenapa-napa kok Put *tersenyum perih*
Putra: KAMU BOHONG!! kenapa sih ga pernah mau jujur sedikit sama aku?! kenapa Chei?! kenapa aku yang selalu di sakitin di sini? hah? kenapa??!!! aku kesel tau ga kalo kamu kayak gini mulu! aku sebel banget kalo kamu berubah drastis kayak gini!
Cheira: *menangis* maaf Put.. aku ga bermaksud kayak gitu..
Putra: ga bermaksud?! hhh. aku yakin kamu sangat amat bermaksud dengan perilaku kamu yang sekarang! kamu ingkar janji tau ga?! kamu ingkarin janji kamu sendiri! janji yang kita buat saat kita sama-sama bikin pengakuan! kamu ingkar tau ga!!
Cheira: maaf Put.. aku tau aku ingkar janji sama kamu.. tapi kamu ga tau yang sebenarnya..
Putra: ya! emang aku ga tau yang sebenarnya! karena kamu ga pernah mau ngasih tau aku! kamu nganggep aku ga sih?! apa aku cuman jadi sampah doang? hah? mulai sekarang kita break aja dulu deh! introspeksi diri masing-masing. dan aku ga bisa nentuin sampai kapan kita break kayak gini. permisi

Cheira menangis tanpa suara, hanya air mata yang membasahi pipi lembutnya.

***
2 minggu kemudian Ibu datang dari Korea. dengan waktu 1 bulan, Cheira dapat meninggalkan Indonesia dengan gampang. tapi ia menunggu beberapa hari untuk bertemu dengan Putra. tapi ternyata tidak segampang apa yang ia kira. Putra tidak ingin bertemu dengannya. bbm ga di bales, sms juga, telfon ga di angkat, dateng baik-baik ke rumahnya dia ga mau keluar. sampai akhirnya Cheira menyerah. dia hanya menyerahkan secarik surat kepada Mama Putra untuk di berikan ke Putra, lalu berpamitan dengan keluarga Putra sebelum ia benar-benar pergi dari Indonesia..


30 menit setelah Cheira pergi meninggalkan rumah Putra, Putra'pun datang..
Mama Putra langsung memberikan surat dari Cheira. pertama-tamanya Putra enggan membuka surat dari Cheira itu, tapi karena Mamanya. terpaksa ia membukanya

"I know you feel hurt, as long as you know I am too. I'm just like you, were injured. and I closed off from you because of my mother. because my mother said we would move again. moved out of Indonesia, away from you. therefore I'm away from you! I do not want you sick. I do not want, I can not forget you like Papa. I want you to be happy with someone else.
I'm sorry if I hurt you, I really do not want this to happen. but I can not do anything about it. I can only go with my mother. I like robots controlled by the mother. you know what? I should choose my own path .. but always can't. I wish I could choose his own path! but it never happened!
once again sorry .. I still love you... and I don't need fame, i just need you :)

with love, Cheira Remoni"

Putra terjatuh berlutut.. seharusnya ia tidak begitu emosi. tidak melihat kondisi yang ada, tidak meninggalkan Cheira demi keegoisannya. Putra memeluk Mamanya, ia sudah tidak bisa membendung air matanya. memang ia seorang pria. tapi pria juga bisa menangis, pria bukan batu yang tidak memiliki perasaan..

30 menit setelah Putra membaca surat dari Cheira.. tiba-tiba ada bbm masuk ke hapenya

Cheira: i don't need fame, i just need you, my dear. good bye, my love. see you at the another life :). love you
Putra: please, jangan tinggalin aku Chei. aku minta maaf!

Cheira tidak membalas bbm dari Putra. dan Putra'pun menyerah..

***

sejak saat itu Putra, tidak pernah mempermainkan perasaan pacarnya lagi..
dia berjanji, hanya sekali ini saja ia membuat pacarnya begitu di kecewakan..

-----------------------------------------------------------------


maaf yah kalo ga baguuus! masalahnya bingung di mana klimaksnya -_-" uuuuu,uuuu"
tapi thanks deh read this! :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar